Tragedi Bisa Jadi Komedi

Yasier Fadilah
3 min readJun 19, 2022

--

Photo by Stewart Munro on Unsplash

Di usia yang udah nggak remaja lagi, saya sering memikirkan tentang hubungan yang lebih serius, yaitu pernikahan. Sialnya, saya masih belum punya calon pasangan yang cocok. Ya, ini salah satu tragedi yang saya rasakan belakangan ini.

Satu persatu teman-teman saya mulai menikah. Setiap ada undangan, rasanya seperti ditampar, sekaligus menyadarkan saya dari lamunan. Setelah menampar, undangan itu seolah menyindir, “Kamu kapan nyusul?”

Tamparan demi tamparan terus menyadarkan saya. Sayangnya, tragedi ini terus berlanjut. Masih ada beberapa episode yang harus saya jalani.

Tapi … ada satu momen yang menyembuhkan tamparan itu.

Momen ketika melihat pasangan-pasangan yang udah menikah. Beberapa dari mereka menjalani rumah tangga yang penuh tantangan. Ternyata kehidupan setelah menikah itu nggak semudah yang dibayangkan.

Dari situ saya dapet pelajaran. Nikah itu bukan kaya balapan yang cepet-cepetan finish. Kita nggak bisa sembarangan memilih pasangan. Karena prosesnya akan dijalani seumur hidup.

Kesukaan saya dengan stand up comedy pun lumayan menyembuhkan. Karena banyak materi stand up comedy yang berasal dari keresahan hidup. Ada yang berasal dari keresahan tentang ekonomi, kekurangan diri, bahkan hubungan.

Bagi Stand up comedian, tragedi yang tadinya disesalkan, lama-lama malah ditertawakan. Sampai akhirnya saya menyimpulkan, kalau tragedi itu bisa jadi komedi. Tapi bukan berarti kita harus ketawa-ketawa saat ada tragedi. Saya cuma ingin mengajak kamu melihat tragedi dari sisi komedi.

Sebenarnya apa itu tragedi?

Menurut KBBI, tragedi adalah peristiwa yang menyedihkan. Ini udah jelas banget ya. Apapun yang bikin kita sedih, yaa bisa disebut tragedi. Cuma tragedi ini ada yang parah dan ada yang biasa aja.

  • Tragedi yang parah, misalnya kematian, perceraian, konflik fisik, dsb.
  • Tragedi yang biasa aja, misalnya belum nikah-nikah (hehe), kalah main game, dsb.

Untuk tragedi yang parah, mungkin kita butuh waktu yang lama buat berdamai dengan kondisi. Tapi untuk tragedi yang biasa aja, jangan menganggapnya sebagai tragedi yang parah. Berdamailah dengannya.

Terus apa itu komedi?

Menurut KBBI, komedi artinya sandiwara ringan yang penuh kelucuan. Ya, sandiwara ini bisa juga diartikan kejadian di hidup kita. Kejadian yang menimbulkan kelucuan.

Pertunjukan komedi bisa berbentuk cerita drama dan bisa juga dari cerita yang dibawakan secara monolog, seperti stand up comedy.

Terus apa hubungannya tragedi dengan komedi?

Setelah saya belajar tentang stand up comedy, ternyata kesialan atau tragedi bisa dijadikan bahan komedi. Ada hubungan antara kesedihan dengan kelucuan. Pertanyaannya, gimana caranya mengubah kesedihan menjadi kelucuan?

Nah, saya nggak akan bahas stand up comedy secara detail, karena saya juga masih belajar. Saya cuma mau share sedikit aja. Saya mau mengajak kamu melihat tragedi dari sisi komedi.

Singkatnya begini, selain karena ada set up dan punchline, salah satu penyebab orang bisa ketawa sama cerita kesialan atau kesedihan adalah karena superiority. Superiority itu ketika kondisi orang yang mendengarkan lebih baik dari yang bercerita. Misalnya, bahas kemiskinan di depan orang kaya (superior), bahas kebodohan di depan orang pinter (superior), dsb.

Contohnya:

Coba bayangin kamu ada di depan minimarket. Terus kamu melihat seseorang dari kampung yang mau belanja di sana. Kamu berada persis di sebelahnya, mau belanja juga. Terus pas mau masuk, eeh … orang itu melepas sendalnya. Persis seperti mau masuk rumah.

Menurut kamu gimana?

Yaa bisa lucu, bisa nggak sih. Hehe

Tapi kejadian seperti itu bisa lucu, karena kamu, yang melihat itu, posisinya superior melihat tingkah orang lain seperti itu.

Intinya, kalau kita bisa melihat kesialan dari sisi orang yang superior, alias lebih baik dari kita, mungkin kita akan ketawa. Jangan cuma melihat kondisi kita dari sudut pandang kita aja. Tapi lihat juga dari sudut pandang orang lain.

Jadi, mulai sekarang, coba kita lihat tragedi dari sisi komedi. Mungkin sedih, mungkin kecewa. Gapapa. Tapi terus-terusan meratapi, nggak akan bikin hidup kita lebih baik. Ketawain aja.

Kalau saya terus-terusan nyalahin kondisi yang belum nikah, mungkin saya nggak akan tenang. Tapi, sejak menyadari kalau tragedi bisa jadi komedi, saya jadi lebih enjoy melihat hidup. Bahkan, mungkin yang kita anggap tragedi bukanlah tragedi. Bisa jadi itu adalah remedi: proses perbaikan atau penyembuhan dari rasa sakit.

Proses yang bikin kita semakin baik dan semakin kuat.

Nah, apa tragedi hidup kamu yang bisa kamu ketawain?

--

--

Yasier Fadilah
Yasier Fadilah

Written by Yasier Fadilah

I write about personal growth, business and productivity. You can also find me on IG @yasierfadilah. Thank you for reading.

No responses yet