Tanggung Jawab Kecil yang Berdampak Besar

Yasier Fadilah
3 min readApr 18, 2020

--

Photo by Aaron Thomas on Unsplash

Beberapa hari ini saya sedang rutin melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil baru, atau bisa dibilang ini experimen kecil saya, seperti bangun sebelum jam empat pagi, mencuci piring setelah makan, dan mengurangi durasi penggunaan smartphone.

Ceritanya, kebiasaan ini saya lakukan karena beberapa waktu ke belakang muncul keinginan untuk lebih produktif. Dari situ saya coba melakukan perubahan kecil secara perlahan. Sebenarnya agak susah sih. Ketika saya berusaha melakukannya, seperti ada alasan dalam diri yang kurang mendukung. Alasan untuk berhenti mencoba. Seperti misalnya,

“Bangun sebelum jam empat itu terlalu pagi.”

“Nyuci piring itu kerjaan remeh.”

“Kamu nggak bisa jauh-jauh dari smartphone, nanti kamu kesusahan.”

Kalau dipikir-pikir, alasan-alasan ini seperti mindset yang udah tertanam di pikiran. Harus ada usaha lebih untuk merubahnya. Saya coba ubah mindset itu perlahan.

1. Bangun sebelum jam 4 pagi

Tadinya, saya kira bangun lebih pagi itu hasilnya akan sama saja. Tapi ternyata, ada efek luar biasa yang dirasakan. Ada sensasi baru pada tubuh dan pikiran. Kebiasaan ini berdampak pada kondisi fisik, mental dan emosional.

Sesuai dengan yang dilansir gridhealt.id, bangun lebih pagi sekitar jam 3–5, selain mendapat asupan udara yang segar, juga bisa memberi manfaat fisik, mental dan emosional. Misalnya mencuci muka di jam 3–5 pagi, bisa meremajakan kulit, dan melebarkan pembuluh darah yang membuat kita fokus untuk melakukan aktivitas fisik. Di jam ini juga bermanfaat meningkatkan konsentrasi, lebih mudah menetapkan keputusan dan menyelesaikan masalah. Bahkan beberapa psikolog menyatakan, orang yang sering bangun di jam 3–5 memiliki sikap yang lebih sopan.

Bangun lebih pagi adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap waktu. Kita menghargai waktu dan juga mengoptimalkannya. Dan akan lebih optimal lagi jika kita bisa menggunakan waktu jam 3–5 pagi untuk bermunajat dan berdoa.

2. Mencuci piring setelah makan

Lalu, kebiasaan mencuci piring saya lakukan karena sering meilhat piring-piring yang menumpuk. Saya pikir, ini bisa diminimalisir dengan langsung mencucinya tanpa menunggu orang lain melakukannya. Setelah selesai makan pagi, siang, atau malam saya langsung mencuci dan merapikannya. Hasilnya lebih efisien. Dengan tenaga yang lebih sedikit, bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan lebih banyak.

Setelah kebiasaan ini berjalan beberapa bulan, saya merasa ada sesuatu yang berbeda. Setiap selesai mencuci satu piring, saya merasa sudah menyelesaikan tanggung jawab kecil. Ya, tanggung jawab kecil.

“Ini kan piring yang saya pakai, berarti saya yang harus membersihkannya,” bisik saya dalam hati.

Tanggung jawab kecil ini memberi dampak positif. Saya jadi sadar kalau tanggung jawab itu adalah sesuatu yang bisa dibangun. Berawal dari tanggung jawab kecil. Sampai tanggung jawab besar, nantinya.

“Karena saya percaya, sekecil apa pun tanggung jawab itu, ia tidak bisa diremehkan apalagi diabaikan.” — Rohmatikal Maskur

3. Digital Minimalism

Kemudian, saya mulai mengurangi penggunaan smartphone atau ada yang menyebutnya digital minimalism. Agak sulit sih sebenarnya untuk lepas dari gawai yang satu ini. Karena dari bangun tidur sampai tidur lagi saya selalu menggunakannya. Nggak bisa lepas terlalu lama. Seperti ada kemelekatan. Makanya, saya coba beberapa hari. Mulai dari mengatur jam penggunaan, mengurangi durasi penggunaan, sampai berusaha nggak kelihatan dulu selama bekerja. Dan ternyata, kemelekatan saya padanya mulai berkurang. Pekerjaan pun jadi lebih mudah selesai.

Kebiasaan ini memang memberi dampak positif. Ada transformasi kecil yang terjadi, tapi berdampak besar. Pikiran saya jadi lebih jernih dan lebih mudah fokus pada kerjaan dan aktifitas lainnya.

Digital minimalism bukan berarti nggak butuh smartphone, tapi hanya berusaha lebih bijak dalam menggunakannya.

“Digital minimalism definitively does not reject the innovations of the internet age, but instead rejects the way so many people currently engage with these tools.” — Cal Newport, Digital Minimalism: Choosing a Focused Life in a Noisy World

Kadang kita terlalu bergantung ke orang lain atau ke sesuatu yang memberi kita kenyamanan. Kita harus mulai berani bertanggung jawab, berawal dari hal-hal kecil. Mulai berani bergantung ke diri sendiri dulu, sebelum ke orang lain. Dan mulai berani mengurangi kemelekatan yang berlebihan.

Banyak tanggung jawab kecil yang dianggap sepele. Padahal bisa jadi itu memberi dampak yang besar di hidup kita. Bangun lebih pagi membuat kita lebih produktif. Mengurangi penggunaan gawai, membuat kita menjadi lebih fokus. Dan pekerjaan rumah seperti mencuci piring, meskipun identik dengan pekerjaan rumah tangga, bisa melatih kita agar terbiasa dengan tanggung jawab kecil.

Nah, kira-kira apa lagi tanggung jawab kecil yang bisa dilakukan?

--

--

Yasier Fadilah
Yasier Fadilah

Written by Yasier Fadilah

I write about personal growth, business and productivity. You can also find me on IG @yasierfadilah. Thank you for reading.

No responses yet