Siapa yang Mau Kamu Bantu?

Satu kebaikan mungkin bisa menghidupkan seribu harapan

Yasier Fadilah
3 min readJan 23, 2021
Photo by Zac Durant on Unsplash

Siapa aja sih yang ingin kamu bahagiakan? Terus kenapa?

Dari sekian banyak orang yang berlalu-lalang di hidup kita. Pasti ada sebagiannya yang dekat atau berpengaruh di hidup kita. Orang yang selalu sedia untuk kita bahagiakan dan pedulikan. Karena, ketika kita lahir atau berpulang, kita mungkin mendapat bantuan dari mereka. Berarti, selama hidup, kitalah yang membantu mereka.

Kamu pernah nanya gini gak, “Apa hal terbaik yang bisa saya lakukan selama hidup?”

Dulu, saya sempat kehilangan arah. Saya baru sadar dengan keadaan yang mulai berubah. Saya kehilangan banyak hal. Sedikit-sedikit saya juga mulai tahu kalau hidup itu bukan cuma untuk mendapatkan.

Hidup itu justru tentang memberi. Memberi, berarti melepaskan sesuatu. Kita melepaskannya secara sadar. Semakin kita memberi, semakin banyak yang kita lepaskan. Dengan begitu kita jadi lebih sadar dengan peran kita di bumi. Kita makin sadar dengan apa yang dititipkan oleh-Nya.

Perbanyak meminta kepada Tuhan. Tapi perbanyak memberi kepada sesama makhluk.

Ohya, saya juga mau lanjutin cerita dari postingan sebelumnya ketika saya menemukan IKIGAI.

Nah, dulu, saya punya keinginan berada di jalur yang sama dengan Ayah, yaitu menjadi guru. Tapi. Saya sempat mendapat penolakan dari diri sendiri. Saya sempat kehilangan motivasi untuk menjadi guru. Saya mulai tertarik dengan jalan lain. Ini dirasakan ketika di fase awal quarter-life crisis.

Lalu saya mulai mempelajari hal lain. Saya berusaha mencari jawaban di tempat lain, di bidang yang lain. Tapi. Jawaban itu membawa saya pada aktifitas yang sama: mengajar.

Saya malah termotivasi lagi untuk mengajar. Bedanya, sekarang saya mengartikan mengajar secara lebih luas lagi. Mengajar yang bukan cuma di sekolah atau di tempat kursus. Mengajar di manapun saya berada. Mengajar yang nggak terikat oleh ruang dan waktu. Artinya, kapan pun ketika ada kesempatan mengajar, mungkin saya akan mengajar.

Karena saya mulai meyakini kalau tiap orang butuh pengajaran, atau mentoring. Bayangkan seandainya tiap orang mendapat pengajaran yang tepat dan memiliki mentor yang membantunya berkembang.

Kalau ingin melihat seseorang jago memancing, maka ajarilah ia cara memancing. Bukan cuma diberi alat pancing atau umpannya aja.

Sama. Kalau misalkan ingin membuat kehidupan orang lebih sejahtera, bukan dengan memberinya makanan. Tetapi dengan mengajari dia cara bekerja atau mendapatkan makanan. Bantuan pangan mungkin bisa meredakan lapar seharian. Tapi bantuan pendidikan bisa mengatasi lapar selama hidupnya.

Itulah yang mendasari saya tetap mengajar. Karena perubahan itu berawal dari pendidikan, pengajaran atau mentoring.

Balik lagi ke bahasan awal. Sebenarnya, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu orang lain. Nggak harus dengan mengajar sih. Kamu bisa membantunya dengan harta, dengan tenaga, dengan wewenang jabatan atau dengan cinta. Sampai akhirnya orang-orang tersebut merasakan kebahagiaan.

Coba ingat-ingat apa kontribusi yang udah kamu lakukan di masa lalu dan masa sekarang. Ingat-ingat apa kontribusi yang udah kamu berikan kepada orang yang kamu pedulikan. Apakah kontribusi itu udah maksimal?

Saya nggak meminta kamu untuk mengingat-ingat bantuan yang udah dilakukan. Tapi saya mau mengajak kamu untuk meningkatkan kualitas atau kuantitas bantuan itu. Untuk mengetahuinya lebih jelas, kita perlu membuat peta kontribusi.

Peta kontribusi ini bisa memudahkan kamu melihat apa yang udah kamu lakukan dan apa yang mau kamu lakukan. Semacam perencanaan kontribusi yang mau kamu berikan.

Peta ini cukup sederhana. Kamu bisa menuliskannya di kertas. Pertama, menulis nama kamu di bagian tengah kertas. Lalu membuat garis yang menunjukkan orang yang ingin kamu bantu. Di antara garis itu, kamu tuliskan apa bantuan atau kontribusi yang mau kamu lakukan.

Kamu bisa menulis peta kontribusi untuk keluarga, teman, komunitas, pekerjaan, atau masyarakat.

Misalnya, kontribusi untuk keluarga. Kamu bisa menulis kontribusi: mendukung tiap anggota keluarga dan meningkatkan keharmonisan keluarga.

Kalau udah selesai, simpan peta kontribusi itu. Dan mulailah melakukan apa yang udah kamu tuliskan di sana. Menarik bukan?

Kesimpulannya, kita tahu jatah hidup kita di dunia itu 24 jam sehari. Tapi kita nggak tahu berapa lama waktu hidup kita di dunia. Jadi, mari manfaatkan waktu untuk berbuat kebaikan, membantu orang yang kamu pedulikan, memperbanyak kontribusi positif. Selagi masih ada waktu.

If you wait until you can do everything for everybody, instead of something for somebody, you will end up doing nothing for nobody.
Be the change you want to see.

--

--

Yasier Fadilah
Yasier Fadilah

Written by Yasier Fadilah

I write about personal growth, business and productivity. You can also find me on IG @yasierfadilah. Thank you for reading.

No responses yet