Sembuhkan Rasa Kebanggan

Yasier Fadilah
2 min readFeb 10, 2024

--

Hampir tiap orang punya kebanggaan. Kebanggan tentang banyak hal. Kebanggan ketika berhasil mencapai sesuatu, kebanggaan atas prestasi atau kebanggaan atas kehebatan. Rasa kebanggan ini ternyata bisa menumbuhkan akar kesombongan. Seperti kesombongan yang halus.

Saya pun dulu sempat punya rasa kebanggaan. Waktu itu, saya merasa bangga atas prestasi olahraga yang dicapai. Di satu sisi, rasa bangga ini bikin saya senang. Semacam ada suntikan semangat, ketika bisa menjuarai suatu kejuaraan. Tapi, di sisi lain, ketika prestasi semakin tinggi, kebanggan pun ikut meninggi. Lama kelamaan saya mulai merasakan kesombongan yang halus.

Sampai di satu titik, saya memutuskan buat berhenti mengejar kebanggaan. Pandangan saya tentang mendapat prestasi pun berubah. Buat saya, prestasi bukan lagi ajang pembuktian diri. Prestasi bukan lagi ajang mencari kebanggaan. Tapi prestasi adalah jalan pengabdian menuju kebermanfaatan. Prestasi yang baik, bukan yang menjadikan diri kita jumawa, tapi justru menjadikan kita lebih rendah hati dan lebih bermanfaat dari diri kita sebelumnya.

Semakin berprestasi, harusnya semakin bermanfaat. Kita mesti mengubah kebanggaan menjadi kebermanfaatan, bukan kesombongan.

Rasa kebanggaan memang susah dihindari, karena umumnya kita ingin tampak lebih baik dari orang lain. Kadang, kita juga ingin membanggakan orang tua. Kalau gak bisa membanggakan mereka, takut dicap gagal. Nah ini nih, hal yang bikin kita susah lepas dari rasa kebanggaan.

Sebaiknya, kebanggaan bukan menjadi tolak ukur keberhasilan, atau tolak ukur kebahagiaan. Keberhasilan bukan hanya dilihat dari status diri kita, karena orang yang tampak biasa aja pun mungkin udah berhasil. Kebahagiaan juga bukan dilihat dari seberapa keren, seberapa kaya, atau seberapa pintar diri kita. Tapi, kebahagiaan itu ada di dalam penerimaan dan cinta, tanpa perlu validasi dari luar diri kita.

Coba sembuhkan rasa kebanggaan ini dengan mengubahnya menjadi rasa kebermanfaatan. Jadi, bukan lagi berkata, “Saya bangga dengan diri sendiri.” Tapi, “Saya bangga bisa bermanfaat buat orang lain.”

Intinya, kebanggaan membawa kita pada kesenangan semu. Karena hanya membesarkan ego kita. Kecuali, kalau kebanggaan ini mengarah pada kebermanfaatan, seperti yang saya bilang tadi. Jangan mengagungkan status, tapi kebermanfaatan. Jangan mengagungkan prestasi, tapi kebermanfaatan. Dan jangan mengagungkan kekayaan, tetapi kebermanfaatan dari kekayaan itu.

--

--

Yasier Fadilah
Yasier Fadilah

Written by Yasier Fadilah

I write about personal growth, business and productivity. You can also find me on IG @yasierfadilah. Thank you for reading.

No responses yet