Novel yang Menginspirasi Saya
Saya sebenarnya jarang baca novel. Saya lebih sering baca buku non-fiksi atau yang berdasarkan kisah nyata. Nah, saya tertarik baca novel Negeri Lima Menara, karena ceritanya itu berdasarkan pengalaman penulisnya, Ahmad Fuadi. Ceritanya mungkin gak seratus persen sama, karena ada beberapa variasi atau tambahan biar kerasa lebih seru.
Saya bisa menikmati cerita di novel itu. Gak tahu kenapa, cerita kehidupan di pesantren yang ada di novel itu kerasa menarik. Mungkin karena saya belum punya pengalaman mondok di pesantren.
Pas pertama kali baca, saya selalu penasaran dengan jalan ceritanya dari halaman ke halaman. Dan ada satu kata yang masih nancep di pikiran saya: Man Jadda Wajada.
Man Jadda Wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
Kata itu malah jadi prinsip hidup saya buat berjuang keras dan nggak gampang menyerah dengan kegagalan.
Karena saya yakin, pada akhirnya kita akan berhasil sesuai apa yang diusahakan. Berhasil dalam ukuran angka. Atau berhasil dalam ukuran kepuasan batin.
Rasa penasaran saya nggak berhenti sampai di buku itu. Saya pun lanjut membaca sekuelnya, Ranah tiga warna dan Rantau satu muara. Makna Man Jadda Wajada itu menjadi lebih powerful, ketika saya tahu kalau tokoh utamanya, Alif (Ahmad Fuadi) ternyata bisa melanjutnya kuliah di salah satu universitas negeri dan sempat kerja di luar negeri.
Buat saya pribadi sih menarik banget novelnya. Terutama karena bisa bikin saya, yang gak terlalu suka baca novel, malah ketagihan baca.
Buat yang belum tahu, novel itu berkisah tentang kehidupan Alif di Pondok Pesantren di daerah Jawa. Alif memberanikan diri buat merantau dari Padang, Sumatera Barat. Awalnya dia ragu buat memilih antara masuk sekolah formal atau pesantren.
Lalu ia coba menjalani dulu prosesnya. Hari demi hari terus Alif lewati di pesantren itu. Banyak pengalaman baru yang didapatkannya. Dari yang tadinya ragu-ragu sampai bangga menjadi lulusan pesantren.
Intinya, novel itu banyak menggambarkan tentang kehidupan Alif bersama teman-temannya di pondok pesantren. Dari mulai yang serius-serius sampai yang bikin senyum-senyum. Seru lah pokoknya.
Novelnya bisa dibilang keren.
Cerita di novel itu ngasih saya banyak pelajaran tentang perjuangan, persahabatan dan pendidikan. Karenanya, sekarang saya pun berusaha memperjuangkan visi dan misi saya kedepannya. Saya nggak tahu apa hasil yang diberikan Tuhan. Seengganya, saya udah berusaha habis-habisan.
Kesimpulannya, buat yang belum baca, saya rekomendasiin buat dibaca. Karena kamu gak akan nyesel setelah tahu ceritanya, yang menginspirasi. Kalau ceritanya menginspirasi saya, mungkin kamu juga bisa ngerasain inspirasi yang sama.
Terakhir, saya mau ngucapin: Terima kasih Uda Ahmad Fuadi, udah nulis novel sekeren itu.