Momen Kebersamaan
Saya selalu merindukan momen kebersamaan yang berkesan.
Beberapa tahun lalu, tepatnya ketika masih SMP, saya bersyukur bisa menjadi bagian dari tim pencak silat, yang rata-rata usianya di atas saya. Bisa dibilang saya hanya ‘anak bawang’ di antara mereka. Tapi saya merasakan kebersamaan di tengah perjuangan saat itu. Ada keringat yang bercucuran. Bahkan tawa kebahagiaan. Itu adalah momen yang selalu terkenang. Berjuang bersama.
Dan, beberapa waktuyang lalu saya merasakan momen kebersamaan yang juga berkesan. Ketika dipertemukan dan berkumpul bersama teman-teman baru di grup KKN. It’s an unforgettable moment.
Saya merasakan bahwa momen kebersamaan itu berhasil menyentuh sisi manusiawi seseorang.
Karena sisi manusiawi harus terus dibangun dan ditumbuhkan. Meskipun gawai yang kita pegang kadang mengalihkan perhatian. Momen kebersamaanlah yang akan terus dikenang. We are still human in a digital era.
There is an internal needs in our deep heart. Deep soul.
Momen kebersamaan yang intens bisa menyatukan karakter yang berbeda-beda. Karena disatukan oleh tujuan yang sama. Visi yang sama. Atau impian yang sama.
Dari momen itu saya belajar bahwa manusia tetaplah manusia. Makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Tidak peduli, meskipun kita bukan saudara sedarah. Tapi kita tetap saudara, yang disatukan oleh kebersamaan.
Saya merasa bahagia ketika bersama dan lalu saling berbagi. Meskipun bukan dengan benda yang mahal. Tapi dengan hal sederhana: seperti senyuman tulus yang meneduhkan dan tangis air mata yang menentramkan.
Kamu juga pernah merasakan momen kebersamaan, ‘kan?
Saya pribadi bersyukur bisa dipertemukan dan merasakan kebersamaan. Meskipun, pada akhirnya kita akan dipisahkan oleh-Nya. Tapi, semoga Dia menyatukan kita kembali di Jannah-Nya. Aamiin.
Salam hangat dari temanmu,
Yasier Fadilah