Modal Sabar

Yasier Fadilah
2 min readMay 11, 2019

--

Jadilah pembelajar seumur hidup, yang terus berjuang mencari ‘cahaya’. Bukankah ilmu adalah cahaya?

Saya selalu penasaran dengan cara belajar orang hebat. Dulu, setahu saya kalau belajar ya tinggal belajar. Kalau mau ulangan ya tinggal belajar tekun. Tapi, saya selalu menemukan kebuntuan ketika mempelajari suatu pelajaran. Dan kebuntuan itu berakibat pada kesan saya terhadap pelajaran tersebut. Saya jadi kurang tertarik dengan pelajarannya.

Tiba-tiba saya tersadar bahwa kebingungan adalah hal yang wajar. Itu pertanda bahwa otak kita perlu beradaptasi. Dan yang harus diberi perhatian lebih adalah sisi motivasi dan kondisi psikologi kita. Saat kita bingung, bukan berarti tidak mampu menguasainya. Tapi butuh proses yang lebih panjang sampai materi itu benar-benar menempel di diri kita. Itulah kenapa saya kurang setuju jika ada seseorang yang dianggap bodoh. Karena setiap orang punya kesempatan yang sama. Mereka cuma butuh waktu supaya bisa benar-benar menyerap materi, seutuhnya.

Bukan hanya berlaku pada pelajaran, tapi juga keahlian. Misalnya saat sedang belajar public speaking. Saat beberapa kali mencoba, selalu muncul perasaan untuk mundur. Timbul penilaian negatif yang melemahkan. Tapi ketika dipaksa untuk mencoba lebih banyak lagi, belajar lagi, latihan lagi, ‘aha moment’ itu muncul juga.

Saya selalu membayangkan seandainya berdiri di hadapan orang banyak berkali-kali. Berbagi pengalaman. Semua mata tertuju. Beragam ekspresi tampak jelas di mata. Awalnya memang malu dan ragu. Karena banyaknya percobaan, malah membuat lidah yang kelu menjadi lancar bertutur. Keringat dingin yang sering keluar dari pori-pori menjadi lebih terkendali. Sehingga public speaking yang tadinya mengerikan, berubah menjadi aktivitas yang dirindukan.

Ternyata, butuh waktu yang panjang untuk bisa menguasai sesuatu. Baik itu materi pelajaran atau pun keahlian.

Fokus, sabar dan komitmen yang kuat akan memantapkan hasil pembelajaran.

Gagal sekali atau lima kali bukanlah masalah yang berarti. Karena gagal bukanlah kondisi permanen. Ia masih bisa dirubah dan diperbaiki. Seperti yang dijelaskan oleh Carol S. Dweck tentang growth mindset. Hasil penelitiannya memberi pengaruh positif pada anggapan kita tentang kegagalan atau pun kebuntuan. Dimana kegagalan adalah sesuatu yang biasa. Kebutuntuan hanyalah bersifat sementara. Dan ketika kita meyakini itu, sambil terus belajar dengan sabar, disertai peningkatan, maka pemahaman dan penguasaan bisa kita capai pada akhirnya. Percayalah pada usahamu. Please, jangan pernah berkata tidak bisa. Berkomitmenlah untuk bisa, meskipun harus menguras waktu dan tenaga.

Karena ilmu yang kita pelajari adalah cahaya, maka buatlah cahaya itu mengiringi dan menerangi setiap langkah kita.

Mari belajar, mari kita jadi pembelajar. Jadikan sabar sebagai modal.

“You don’t know your abilities are until you make a full commitment to developing them.” -Carol S. Dweck

--

--

Yasier Fadilah
Yasier Fadilah

Written by Yasier Fadilah

I write about personal growth, business and productivity. You can also find me on IG @yasierfadilah. Thank you for reading.

No responses yet