Mengukur Kebahagiaan
Emang bisa ya mengukur kebahagiaan?
Selama menjalani hidup, kita pasti merasakan banyak hal. Dari mulai momen yang bikin bahagia. Dan momen yang bikin gak bahagia. Beruntunglah kalau kita selalu bahagia. Nah, gimana kalau justru kita selalu merasa gak bahagia?
Sebenarnya, perasaan bahagia ini bisa kita ukur. Kita bisa mencari tahu apa yang bikin kita bahagia dan apa yang nggak bikin bahagia. Dari situ kita bisa tahu apa yang sebaiknya dilakukan.
Saya sempat membahas hormon yang bisa bikin kita bahagia.
Kali ini saya ingin menggalinya dari apa yang kita sukai dan gak kita sukai, yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan kita. Apakah itu di keluarga, pekerjaan, komunitas, dsb.
Pernah gak kamu mencari tahu apa yang bikin kamu gak bahagia, bad mood, atau gabut?
Kalo menurut pengalaman saya sendiri, ketika merasa gak bahagia, saya justru menerimanya begitu aja. Saya nggak berusaha mencari tahu apa yang bikin saya gak bahagia itu. Padahal ketika ada akibat, pasti ada sebabnya, kan?
Dan, saya sempat menemukan kalau apa yang kita lakukan itu menentukan tingkat kebahagiaan kita. Kita bisa tahu dari apa aja yang bikin kita enjoy atau apa aja yang nggak kita sukai. Itulah kenapa, dengan menuliskan faktor itu, kita bisa tahu ukuran kebahagiaan kita.
Saya sempat baca tentang happiness metric. Fungsinya untuk mengukur tingkat kebahagiaan kita, dengan menjawab tiga pertanyaan sederhana:
- Apa hal yang bikin saya enjoy? Di keluarga? Di lingkungan pekerjaan? Di komunitas?
- Apa hal yang gak saya sukai? Di keluarga? Di lingkungan pekerjaan? Di komunitas?
- Apa hal yang saya harapkan selalu ada? Di keluarga? Di lingkungan pekerjaan? Di komunitas?
Setelah tahu jawabannya, kamu jadi bisa fokus kepada hal yang bikin kita enjoy di lingkungan mana pun. Dan bisa meminimalisir hal-hal yang gak kamu sukai, atau hal yang bikin kamu gak bahagia. Terus, kamu juga tahu apa yang harus selalu ada, sehingga selalu bikin kamu bahagia.
Kamu bisa membuatnya seperti contoh di bawah ini:
Hal yang membuat saya enjoy
- Kerjaan: ketika pekerjaannya bermakna dan berdampak positif.
- Komunitas: melakukan kegiatan yang produktif.
Hal yang nggak saya sukai
- Kerjaan: ketika terlalu banyak tekanan.
- Komunitas: kurangnya kegiatan produktif.
Hal yang saya harapkan selalu ada
- Kerjaan: kesempatan belajar hal baru.
- Komunitas: keakraban, visi dan misi yang jelas.
Di artikel sebelumnya, saya sempat membahas tentang kontribusi positif yang bisa kita lakukan. Dari sana, kita mulai tahu apa manfaat yang bisa diberikan untuk membahagiakan orang lain. Dan sekarang, kita mulai tahu apa aja yang bisa bikin diri kita bahagia.
Kita pastinya ingin bahagia. Dengan membuat happiness metric tadi, kamu jadi tahu faktor apa aja yang mempengaruhi kebahagiaanmu. Dengan membuatnya, kita jadi tahu apa yang harus dilakukan di keluarga, pekerjaan, atau komunitas, yang bikin kita enjoy. Dan akhirnya bikin kita bahagia.
Jadi, kebahagiaan bisa kita ukur dengan mengetahui apa yang membuat kita enjoy dan apa yang gak kita sukai. Karena kebahagiaan kita nggak tergantung oleh orang lain. Kita sendirilah yang memilihnya. Kita yang memilih untuk bahagia.
Okay.
Kalau happiness metric versi kamu seperti apa?