Mendadak Mendidik
Buat saya, pendidikan udah jadi bagian hidup yang sulit dipisahkan. Karena saya terlahir dari orang tua yang memegang teguh pendidikan. Lebih tepatnya pendidikan sekolah. Bapak saya seorang pensiunan guru atau lebih tepatnya kepala sekolah.
Lalu, belakangan saya sadar, kalau pendidikan itu bukan cuma tentang sekolah. Pendidikan itu mencakup banyak aspek. Bahkan kehidupan di rumah pun bisa jadi bahan pendidikan.
Contoh sederhananya, saya banyak meniru nilai atau prinsip yang ditanamkan orang tua dan kebiasaan-kebiasaannya. Itu pendidikan yang saya rasakan secara nggak langsung.
Pertanyaannya, seberapa penting sih pendidikan?
Menurut saya, pendidikan ini sangat sangat sangat penting. Tapi yang saya maksud itu bukan cuma pendidikan sekolah, tapi juga pendidikan di luar sekolah. Pendidikan di rumah dan di lingkungan.
Pendidikan sangat penting karena efeknya cukup besar di kehidupan kita. Coba bayangin, apa yang akan terjadi di hidup seorang anak ketika orang terdekat yang dilihatnya setiap hari selalu malas-malasan, selalu membentak, memarahi atau menyalahkan. Bukankah itu bisa berpengaruh buruk ke masa depannya?
Itulah kenapa saya mengartikan Pendidikan sebagai sesuatu yang dilihat, didengar, dirasakan, lalu ditiru. Pendidikan bukan cuma sesuatu yang dipelajari dari buku. Tetapi lebih dari itu.
Jadi, sejauh apa kamu memahami pendidikan?
Ya, ternyata pendidikan itu berjalan bahkan tanpa kita sadari. Kita tahu tentang pendidikan, tapi kita mungkin kurang memahaminya. Seolah kita bukan bagian dari pendidikan. Padahal, kita pun, secara gak sadar, udah jadi pendidik buat orang terdekat.
Coba ingat-ingat, apa pendidikan yang kamu rasakan saat di rumah. Apa nilai moral, prinsip hidup, ilmu, kebiasaan baik dan buruk yang kamu serap dari orang tuamu? Apakah itu masih membekas di dirimu?
Saya juga banyak mengalami dan mengamati pendidikan yang terjadi di rumah. Saya coba mengamati keponakan saya, yang kebetulan sering ada di rumah. Ternyata, banyak kata-kata atau kebiasaan yang ia tiru dari orang-orang di lingkungan rumah.
Ada yang bilang, anak itu peniru yang ulung.
Sejak saat itu, saya jadi lebih hati-hati ketika ngomong atau berprilaku di depan keponakan saya. Karena dia akan menyerap mentah-mentah. Dia mungkin nggak tau arti atau maksud sebenarnya. Dia cuma mau menirunya.
Nah, apakah kamu siap menjadi pendidik yang baik?
Siap atau nggak siap, kita akan tetap jadi pendidik buat anak kita atau orang terdekat kita. Pendidik yang membawa perubahan positif. Atau justru pendidik yang membawa perubahan negatif. Kita harus memilihnya secara sadar.
Jadi, mari kita menjadi pendidik yang baik. Meskipun kesannya mendadak mendidik. Sebenarnya nggak ada salahnya mendadak, karena nggak ada kata terlambat untuk mendidik.
Kesimpulannya, setiap orang adalah pendidik buat orang terdekatnya. Kita cuma perlu menyadarinya.