Kesempatan Emas
Kesempatan itu nggak selalu datang dari kesenangan. Tapi juga datang dari kesusahan, kesalahan, kegagalan atau pun keterpurukan. Ibarat daging durian yang enak nan manis, padahal ditutupi oleh cangkang berduri yang bisa menusuk. Nikmat buah durian akan terasa setelah membelah cangkang dan menyingkirkan duri dari isinya.
Begitu pun kesusahan. Meskipun terasa berduri hingga menusuk-nusuk keyakinan kita, tapi di balik itu selalu mengandung arti.
Lihatlah hambatan atau kesusahan sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Karena kita bisa menemukan pelajaran dari peristiwa yang terjadi. Karena kesempatan emas itu ada. Dari kesenangan, atau kesusahan sekalipun. Keringat dan air mata yang pernah diteteskan akan menjadi saksi atas perjuangan kita. Bukalah kesempatan dengan terus berusaha. Bukalah mata untuk terus memandang ke depan.
Dulu, saya pernah berada di dua persimpangan: antara terus maju atau mengubah tujuan.
Saat itu saya seperti menjadi orang tersial sedunia. Karena nggak menemukan jalan yang tepat untuk bahagia. Keputusan-keputusan yang diambil seperti sia-sia. Saya merasa kalah perang. Dan berniat mengubah tujuan. Meskipun itu bukanlah pilihan.
Sampai akhirnya seorang kawan menguhubungi saya lewat telegram dan berhasil membangunkan semangat dan kepercayaan diri saya. Selama beberapa hari dia terus memotivasi saya. Kurang lebih dia bilang begini, “Nggak ada yang harus ditakuti. Jangan sampai pikiran negatif menguasaimu. Kamu harus berani.”
Ternyata dukungan datang di waktu yang tepat.
Satu hal yang saya yakini adalah, Tuhan selalu tahu cara terbaik untuk membangunkan kita dari kejatuhan. Karena Dia adalah pengatur terbaik, Dia lebih tahu daripada makhluk ciptaan-Nya.
Kalah boleh, tapi menyerah jangan.
“Sebaik-baiknya orang yang kalah adalah yang belajar untuk menang di kesempatan berikutnya.” -Carl Sandburg