Kenapa Passion?
Ada sebagian dari kita yang bisa menikmati profesi atau pekerjaannya. Dan ada juga yang kurang menikmatinya. Kamu termasuk yang mana nih?
Ada yang menganggap bahwa bekerja itu ibadah, sehingga pekerjaannya menjadi sesuatu yang dinanti-nanti atau ditunggu-tunggu. Apalagi jika dilakukan dengan ikhlas.
Sebenarnya, segala sesuatu akan terasa mudah dijalani jika dilakukan dengan ikhlas. Tapi, apakah ikhlas saja sudah cukup?
Kita butuh passion sebagai suplemen. Kenapa passion?
Kamu masih ingat gak mainan yang sering kamu mainkan waktu kecil?
Nah, mungkin itu bisa jadi contoh kecil ketika passion ada dalam hidup kita. Mainan sederhana itu selalu kita mainkan berkali-kali, meskipun bentuknya sudah rusak atau lusuh. Karena ada kecintaan untuk memainkannya. Bahkan bagi anak kecil, benda mati seperti robot-robotan dan boneka, bisa seketika menjadi benda (seolah) hidup.
Berarti, kita pun bisa ‘menghidupkan’ pekerjaan dengan passion.
Passion Yang Bertumbuh
Kita bisa memilih pekerjaan sesuai passion. Karena itu bisa menyenangkan kita. Tapi, bagi saya, menyenangkan saja belum cukup. Pekerjaan itu harus membuat kita tetap bertumbuh. Karena jika tidak, kita hanya akan gali lobang-tutup lobang. Untung engga. Rugi juga engga. Mungkin enjoy. Tapi serasa ada yang kurang gitu.
Mungkin kamu pernah bertanya dalam hati, “Ini passion gue, enjoy sih, tapi kok engga ngehasilin apa-apa ya. Kayaknya mending cari pekerjaan yang pasti-pasti aja deh.”
Hmm, saya pernah ada di posisi itu. Suka ngeluh dengan passion yang dijalani. Selalu merasa serba kurang. Padahal saya tahu, mengeluh itu hanya melemahkan.
Sampai sekarang saya masih berusaha memperjuangkan passion. Alhamdulillah, sekarang saya lebih bisa menerima. Menjalani pekerjaan sesuai passion, tanpa banyak ngeluh lagi.
Saya berusaha untuk membuat passionnya terus bertumbuh. Sedikit demi sedikit. Karena ibarat menjalin hubungan dengan pasangan, agar hubungannya makin langgeng dan harmonis, maka dibutuhkan cinta, perhatian dan kasih sayang yang terus ditumbuhkan, yang terus terjalin dari hari ke hari. Bukan sekadar menjalin cinta sesaat. Atau menjalin cinta yang salah. Eh, maaf out of the topic. Hehe
Back to the topic yaa.
Untuk membuat passionmu tetap bertumbuh, kamu bisa melakukan sesuatu yang berbeda di pekerjaanmu itu. Melakukan eksperimen-eksperimen kecil. Misal, pekerjaannya guru. Selain ngajar di kelas, mungkin kamu bisa melakukan hal lain yang masih berkaitan dengan pendidikan, seperti membuat metode mengajar yang inovatif, menulis buku tentang pendidikan, atau bisa juga membuka kursus privat secara gratis di rumahmu, dsb. Intinya sesuatu yang membuat kamu berbeda, unik, juga menginspirasi. Dengan terus melakukan eksperimen. Sampai akhirnya passionmu terus membara dan terus bertumbuh.
Let your passion grow.
Menambahkan Ketekunan
Sekarang, coba bayangkan, seandainya kamu sedang bekerja membangun sebuah rumah. Kamu mulai menumpuk bata-bata kecil yang direkatkan oleh adukan semen dan pasir. Setelah itu kamu menutupi tumpukan bata dengan semen lagi. kemudian dicat.
Nah, sekarang bata yang kecil tadi sudah berbeda wujudnya. Sekarang kita menyebutnya tembok. Ukurannya lebih besar dari satu bata kecil, ‘kan?
Berkaca dari tumpukan bata tadi, ternyata proses pertumbuhan itu bisa kita rasakan seandainya kita tekun mengerjakan sesuatu. Menumpuk satu keberhasilan kecil dengan keberhasilan kecil lain. Sesuatu yang awalnya kecil, perlahan tumbuh membesar. Dan wujudnya pun jadi berubah.
Bagi saya, passion yang dibarengi ketekunan dan kesabaran akan memperoleh hasil yang signifikan.
Buat kamu yang mungkin sedang lelah dengan pekerjaan atau rutinitas sehari-hari, tetaplah lakukan dengan hati. Selagi kamu masih punya kendali. Buat passionmu tetap bertumbuh. Hayati, cintai dan tekuni pekerjaan dengan sepenuh hati. Dan yang terpenting, lakukanlah dengan ikhlas.
“Tapi sungguh, siapa pun yang sabar dan tekun akan mekar seperti bunga, akan indah seperti purnama, dan menakjubkan seperti kupu-kupu.” -Tere Liye