Kembalinya Energi Positif

Yasier Fadilah
2 min readAug 15, 2020

--

Photo by United Nations COVID-19 Response on Unsplash

Wah, gimana kabarnya kawan?

Cukup lama saya ngga posting artikel di sini. Karena ada beberapa hal yang harus dikerjakan. Tapi saya rindu berbagi tulisan dengan kalian. Selalu ada kesenangan tersendiri ketika bisa meluapkan apa yang ada di pikiran dan perasaan.

Apalagi selama pandemi ini, pasti ada keresahan yang masih sedikit mengganjal. Sebenarnya saya pun sempat kehilangan motivasi untuk menulis. Salah satunya karena perubahan kebiasaan di masa new normal ini. Tapi keresahan itu mulai terkikis dengan keyakinan positif dan energi positif. Karena tenaga medis terus berjuang dengan energi positifnya. Kita juga terus berjuang dengan menyebarkan energi positif masing-masing.

Nah, saya ingin bicara soal energi positif atau epos. Awalnya saya tahu epos ini dari seseorang yang banyak mengajari saya lewat bukunya, Pak Jamil Azzaini. Pesannya tentang epos masih menancap di ingatan saya. Seperti PR yang harus dituntaskan sampai akhir hayat. Ya. Karena epos ini yang membuat kita menjadi manusia yang memanusiakan.

Dengan memberikan epos, kita membiarkan kebaikan-kebaikan berkembang biak. Karena sedikit pun bisa berdampak banyak. Sesederhana menyemangati teman yang kurang semangat, down atau terpuruk. Energi yang kita salurkan itu akan menjadi kebermanfaatan yang luar biasa. Akan menjadi getaran positif.

Bagi saya, epos ini seperti oksigen yang menyelimuti kita. Kita bisa merasakan oksigen masuk melalui hidung, meskipun bentuk aslinya ngga kelihatan. Epos atau kebaikan pun begitu. Ngga harus kelihatan, tapi biarlah tetap dirasakan. Lalu ditularkan. Karena bukan aja virus atau penyakit yang bisa menular. Tapi kebaikan pun bisa menular. Bahkan tertawa — perasaan bahagia — bisa menular. Kok bisa? Coba deh tonton video berikut.

Nah, balik lagi ke bahasan epos ya. Mungkin kamu mulai tertarik untuk mengeluarkan epos.

Tapi epos yang seperti apa?

Ini tergantung situasi dan kondisi kita juga sih. Tapi agar efeknya membesar, kita bisa mengeluarkan epos yang disengaja dengan rutin, konsisten, terus menerus. Misalnya, rutin bersedekah kepada anak yatim atau korban bencana, rutin berbagi ilmu lewat medsos atau blog, rutin membuat kursus atau seminar gratis, rutin mendengarkan teman curhat atau memberikan nasehat, dsb.

Banyak cara yang bisa dilakukan. Banyak arena kebaikan yang bisa kita masuki. Berlombalah. Bukankah kita dibolehkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan?

“Hendaklah kita tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun, meskipun hanya menemui saudara kita dengan wajah yang berseri.” — Aa Gym

Sebenarnya kamu, saya, kita semua bisa mengeluarkan epos atau kebaikan. Berawal dari yang sederhana seperti senyuman dan dukungan kepada orang lain. Setiap energi positif yang kita keluarkan itu akan cair atau menjadi kebaikan lagi buat kita, cepat atau lambat. Bukan berarti pamrih. Tapi begitu adanya. Kebaikan mendatangkan kebaikan. Meskipun datang dari arah yang berbeda.

Mari kita hentikan dominasi ketakutan dan kepanikan yang melahirkan energi negatif. Dan menyambut kembalinya dominasi energi positif.

Jadi, apa epos yang ingin kamu lakukan terus menerus?

--

--

Yasier Fadilah
Yasier Fadilah

Written by Yasier Fadilah

I write about personal growth, business and productivity. You can also find me on IG @yasierfadilah. Thank you for reading.

No responses yet