Ini Alasan 3 Founder Startup Mendirikan Bisnisnya
Tiap orang selalu punya alasan masing-masing saat mulai bisnis. Ada yang karena keinginan sendiri, karena pengaruh orang tua atau pengaruh lingkungannya. Gak ada yang salah sih. Tapi mereka yang berbisnis karena keinginan sendiri, biasanya, bertahan lebih lama di bisnisnya.
Kalau kamu, alasannya karena apa?
Saya sendiri memilih berbisnis awalnya karena rasa penasaran untuk membangun perusahaan dan membuka lapangan kerja buat orang-orang. Kayanya menarik kalau kita berjuang memperjuangkan visi sendiri lewat bisnis.
Background saya memang dari pendidikan. Saya kuliah di jalur pendidikan. Tapi rasa penasaran saya di dunia bisnis itu gede banget. Tapi bukan berarti saya menyampingkan pendidikan. Justru itu yang jadi ‘payung’ utama saya dalam karir.
Buat saya, mencari penghasilan itu banyak alternatifnya. Salah satunya lewat bisnis. Saya mau share beberapa alasan para founder startup, memulai bisnis raksasa mereka.
Dimulai dari Larry Page
Dia adalah salah satu pendiri google. Mesin pencari sejuta umat, yang sampai saat ini masih jadi prioritas di kalangan masyarakat. Larry Page memulai google ketika masih berkuliah di Stanford University. Ia merancang google berdua bersama rekannya, Sergey Brin.
Alasannya mendirikan google adalah karena ia sempat mengalami kendala saat mencari link situs yang ingin dikunjungi. Ia pun kepikiran untuk mengatasi masalahnya itu. Lalu, dia berusaha membuat google. Tujuannya untuk mengumpulkan link-link dari berbagai website yang bisa dikunjungi. Jadi semacam perpustakaan link.
Karena cara kerja google memang begitu ya? Kita menuliskan kata kunci, lalu muncul alamat situs yang berisi kata kunci tersebut. Kita disuguhkan dengan deretan link yang sesuai dengan kata kunci yang dicari.
Upaya Larry Page itu ternyata bukan cuma mengatasi masalanya, tapi juga mengatasi masalah orang-orang di dunia. Intinya, kehadiran google berasal dari satu alasan untuk menyederhanakan pencarian link. Hmm.
Sekarang beralih ke Tony Hsieh
Buat sebagian orang mungkin Zappos ini masih terdengar asing. Karena saya juga belum lama tau. Tapi cerita dibalik penemuannya cukup menarik.
Jadi, Tony Hsieh, founder Zappos ini sempat mengalami masalah saat membeli sepatu. Ia membayangkan seandainya ada toko online khusus sepatu yang menjual sepatu dengan pelayanan super. Menjual sepatu dengan cara yang berbeda.
Lalu ia memutuskan untuk membuka toko sepatu online itu, yang bernama Zappos.
Alasannya sederhana banget ya. Tapi ternyata keputusannya itu bisa mengatasi masalah orang lain juga.
Selanjutnya ada William Tanuwijaya
Alasan dia mendirikan Tokopedia berawal kecintaannya dengan Internet. Lalu, kepikiran untuk membuat marketplace online, dimana orang bisa berjualan online di sana. Dan pembeli tetap bisa merasa aman belanja di sana, karena Tokopedia menjadi perantara antara penjual dan pembeli. Jadi kemungkinan terjadi penipuannya kecil.
Keinginannya itu pun terwujud beberapa tahun yang lalu. Bisa dibilang, Tokopedia adalah salah satu pionir marketplace di Indonesia. Seperti efek domino. Marketplace pun mulai bertambah dan menjamur di Indonesia.
Apa persamaan ketiganya?
Mereka memang bergerak di bidang bisnis yang berbeda. Tapi ada persamaan yang mencolok dari ketiganya, selain sama-sama berbisnis di Internet, mereka memulai bisnisnya karena ingin mengatasi masalah.
Ya, itu persamaannya.
Bisa dibilang, itu adalah pengertian dari startup juga. Sebuah perusahaan yang dibangun untuk mengatasi masalah.
Alasan mereka menjalankan bisnis bukan karena keinginan semata, tapi karena melihat ada masalah yang bisa diatasi dengan kehadiran bisnisnya.
Kamu juga bisa mendirikan bisnis yang besar, kalau alasan utamanya adalah mengatasi masalah. Kalau kamu niat banget berbisnis, coba cari tau lagi alasan kamu mendirikan bisnis itu sebenarnya karena apa? Apakah coba-coba? Atau ingin menyelesaikan masalah?
Kesimpulannya, bisnis yang besar selalu berawal dari alasan yang kuat. Alasan itu biasanya karena untuk menyelesaikan suatu masalah.
Coba pikirkan lagi alasan kamu memulai bisnis.