Gantungkan Mimpimu Setinggi Langit
“Lakukan sekarang!”
Itu self-talk yang selalu terngiang di kepala. Kadang saya duduk sendiri dan membayangkan sebuah impian. Saya jelajahi satu mimpi. Lalu berpindah lagi menuju mimpi lainnya. Saya hanyut di bayangan mimpi. Saya terjebak di deretan mimpi yang terus berdesakan. Tiba-tiba sadar, itu semua baru ada di pikiran, belum jadi kenyataan.
Kamu pernah nggak sih punya impian, tapi belum terwujud juga?
Kita sering sekali dengar perkataan tentang mimpi, mimpi, mimpi. Entah itu dari motivator, inspirator, guru atau orang berpengaruh lainnya. Bahkan bapak proklamator kita pun pernah bilang demikian.
Katanya begini, “Bermimpilah setinggi langit. jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”
Mungkin kamu pernah dengar atau pernah baca kutipan itu.
Tapi begini. Nggak setiap orang bisa bermimpi besar dan mewujudkannya. Ini dua hal yang berbeda ya. Bermimpi dan mewujudkan. Kita bisa saja bermimpi, tapi nggak sedikit yang berhenti ditengah jalan dan gagal mewujudkan.
Dulu, saya pernah bermimpi menjadi atlet profesional yang bisa mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Ya. Itu impian besar saya saat itu. Karena dengan begitu saya bisa memberi kepada negara. Saya ingin berdiri di podium tertinggi dan mengibarkan bendera merah putih. Bahkan saya membayangkan tetesan air mata yang luruh, dan bercampur dengan keringat perjuangan.
Tapi, mimpi itu harus dikubur. Saya sempat berhenti latihan dan jarang ikut perlombaan. Saya mengalami demotivasi. Motivasi saya untuk bertanding menurun. Saya gagal mewujudkan mimpi besar itu. Tapi saya tetap bersyukur meskipun belum bisa sampai ke tingkat internasional.
Selang beberapa tahun, saya sadar dan menyesal sudah melepaskan impian besar dari genggaman. Dari situ saya mulai kehilangan arah. Saya bingung dengan mimpi baru yang harus diperjuangkan. Dan saya terus merenung mencari jawaban. Apa yang harus saya lakukan?
Lalu pada satu hari, saya menemukan sedikit jawaban. Ternyata kecintaan saya memang di bidang olahraga. Bidang yang selalu bergairah dan memberi saya energi. Bidang yang membuat adrenalin saya memuncak.
Karena saya yakin kalau kita melakukan apa yang kita senangi dan cintai, tingkat fulfillment-nya akan lebih banyak berkali-kali lipat, daripada melakukan yang nggak dicintai samasekali.
Kamu boleh setuju, boleh nggak. Tapi ini saya rasakan sendiri.
Masalahnya, nggak setiap orang langsung menemukan bidang yang sesuai. Saya pun butuh waktu untuk berpikir ulang tentang bidang yang cocok. Saya pun bisa dibilang baru menemukan sebagian puzzle, masih ada potongan puzzle lain yang belum ditemukan. Sampai benar-benar klik. Itulah kenapa saya masih berusaha belajar.
Saya pernah dengar cerita dari salah seorang teman saya yang merasa kurang cocok dengan pekerjaannya. Belum ada kecocokan dengan dream-nya.
Apakah ini salah?
Kita tetap punya kendali untuk memilih. Ada yang memutuskan banting setir, dan merajut mimpinya lagi dari awal. Meskipun ada yang kebingungan juga. Karena dia nggak tahu harus mulai dari mana. Seperti saya waktu itu.
Nah tapi, meskipun kita nggak senang dengan yang sedang dilakukan, sebenarnya, kita bisa menjadikannya lebih berarti dengan menambah kemampuan kita. Nggak ada salahnya bertahan dulu, meskipun bidang pekerjaannya belum sesuai. Karena bisa jadi, itu kesempatan untuk belajar di luar zona nyaman.
Cal Newport, seorang penulis buku yang membahas tentang passion, justru menyarankan kita untuk lebih mengasah kemampuan atau keahlian. Karena banyak pula orang yang memilih passion-nya, tapi tetap nggak bahagia.
Dia menulis dalam bukunya, “Passion comes after you put in the hard work to become excellent at something valuable, not before. In other words, what you do for a living is much less important than how you do it.”
Sederhanya begini. Kita mungkin belum menemukan dunia yang cocok dengan passion kita. Tapi, kita yang harus berusaha mencari dunia yang baru itu, sambil belajar sesuatu, dan barulah kita bisa mendapat kecintaan padanya. Bagaimana kita melakukan, lebih penting dari apa yang dilakukan.
Ini memang pendekatan yang unik. Tapi bisa dicoba, asalkan kitanya kuat bertahan dan belajar.
Seperti ketika kita mencari pasangan. Kita awalnya belum menaruh cinta pada seseorang. Lalu, ketika kita menemukan orang itu, orang yang tepat, barulah tumbuh benih-benih cinta. Tahu orangnya dulu, baru ke penghulu.
Oke, balik lagi ke pembahasan kita tentang mimpi.
Sebenarnya tiap orang bisa bermimpi. Mimpi yang besar atau kecil. Semuanya mungkin terjadi, asalkan kita bertindak, belajar dan berkembang.
Diantara kamu mungkin pernah ada yang kehilangan mimpi seperti saya. Tapi, percayalah kamu bisa menemukan mimpi yang baru lagi, yang akan membawamu pada kebahagiaan. Teruslah mencari. Be curious.
Passion itu penting. Tapi bagaimana kita mengasahnya lebih penting lagi. Mari belajar dan terus belajar.
Wujudkan mimpimu kawan. Sekarang adalah waktu yang tepat.
Lakukan sekarang.