Dibalik Kesuksesan Ruangguru
Ruangguru adalah platform edukasi di Indonesia yang terus berkembang. Dulu, saya tertarik dengan ruangguru karena saya pikir ini akan jadi solusi buat pendidikan di Indonesia. Dengan mengusung konsep yang inovatif memakai teknologi, membuat Ruangguru menjadi pioneer startup berbasis pendidikan di Indonesia.
Sebenarnya saya agak kaget ketika mendengar salah satu pendirinya adalah Iman Usman. Karena saya pikir dia masih tergolong muda. Saya sempat membaca tentang kisahnya di buku Young On Top: Campus Ambassador.
Ternyata kiprahnya terus berlanjut. Ia konsisten dengan apa yang dikejarnya. Nah, ada salah satu kutipan dari Iman Usman yang cukup menarik dalam buku YOT itu. Saya agak lupa kata-katanya. Tapi kurang lebih begini,
“Saya ingin membuat setiap pertemuan itu berharga. Dan setiap perpisahan menjadi perpisahan yang berkesan.”
Dari kutipan itu saya jadi sadar dengan pentingnya sebuah pertemuan. Kadang kita nggak memanfaatkan pertemuan dengan baik. Padahal, kita nggak tau apakah pertemuan itu adalah yang terakhir atau bukan.
Pantas sih kalau sekarang Iman Usman bisa terus mengembangkan Ruangguru. Bisa jadi ia terus memegang kata-katanya untuk memanfaatkan setiap pertemuan. Artinya, ia ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Dan bidang pendidikan adalah pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktunya di sana.
Ngomong-ngomong, ide mendirikan ruangguru itu bermula ketika ia kesulitan mencari guru atau tutor yang tepat sesuai kebutuhannya. Lalu ia penasaran dengan beberapa marketplace yang menjual berbagai macam barang, tapi pelayanannya sama. Ia pikir jasa pendidikan pun bisa seperti itu.
Nah, karena kecintaannya dengan dunia pendidikan juga, akhirnya ia bersama rekannya, Belva Devara, mendirikan Ruangguru di tahun 2014 lalu. Ternyata keputusannya itu bisa berbuah manis. Banyak siswa dan guru yang menjadi bagian dari tumbuh kembang Ruangguru. Meskipun prosesnya nggak mudah.
Sekarang Ruangguru terus bertransformasi dengan menambah platform turunannya, seperti Skill Academy, English Academy, dst. Platform tersebut menyasar kebutuhan yang berbeda. Tetapi masih dalam koridor pendidikan.
Sepertinya kesamaan passion Iman Usman dan Belva Devara yang menjadikan Ruangguru terus fokus mengembangkan dunia pendidikan. Belva Devara pun sempat bilang,
“Nemuin passion itu perlu eksperimen berkali-kali dan perlu nyemplung langsung.”
Yaa kita memang perlu bener-bener nyemplung sampai kita yakin sama passion kita dan total di sana.
Ada perubahan dari ruangguru yang dulu dan sekarang. Dulu, Ruangguru itu seperti marketplace-nya guru-guru yang ingin mengajar di sana. Tetapi sekarang sistemnya lebih seperti bimbel online. Yang artinya lebih aktif mencari siswa. Dan, karena menjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia, sehingga bisa menyasar lebih banyak siswa. Yang sekarang mencapai 38 juta siswa.
Kita sepakat ya, kalau keberhasilan Ruangguru bukanlah kesuksesan instan yang terjadi dalam semalam. Prosesnya panjang dan berliku. Tapi, satu hal yang bisa kita petik dari kisah perjalanan Ruangguru adalah: konsistensi di bidang yang dicintai dan dipedulikan.
Karena ketika kita cinta dengan apa yang kita kerjakan, dan kita peduli dengannya, kita nggak merasa seperti kerja. Karena lelahnya pun menyenangkan. Seperti seorang atlet yang harus keringetan dulu untuk merasakan hasil pencapaiannya. Tetapi tetap happy saat menjalaninya.
Kesuksesan apapun selalu meninggalkan jejak. Kalau kita ingin mengikuti jejak itu, kita mesti jeli melihat jejak-jejaknya dari awal, bukan cuma melihatnya ketika udah sukses. Jejak kesuksesan Ruangguru pun bisa kita ikuti. Caranya dengan nyemplung ke bidang yang dicintai dan dipedulikan (pendidikan) secara total dan memanfaatkan waktu kita sebaik mungkin.