Cara Menyederhanakan Hidup

Yasier Fadilah
3 min readMay 1, 2020

--

Photo by Ben Kolde on Unsplash

Kenapa ya keinginan itu terus bertambah?

Nggak sedikit orang yang berjuang demi mendapat apa yang diinginkan. Seolah keinginan itu adalah sesuatu yang memberi kepuasan. Setelah dapat satu keinginan, tambah lagi keinginan lainnya. Sampai benar-benar puas. Sampai tiba di satu titik, ketika hidup jadi terlalu rumit, karena pikiran hanya disesaki keinginan.

Saya tertarik dengan cara hidup yang sederhana.

Saat usia belasan tahun, saya cukup sering menumpuk keinginan. Dan, saya selalu meminta apa yang diinginkan ke orang tua. Meskipun orang tua langsung memenuhi permintaan, karena mereka pasti ingin anaknya bahagia.

Masuk usia dua puluhan, saya jadi sadar kalau apa yang diinginkan hanya bertahan sementara. Kepuasaan yang didapatkan mudah sekali memudar. Misalnya barang yang mewah — setelah lama dipakai — pada akhirnya menjadi barang biasa.

Sampai akhirnya bertanya, “Sebenarnya keinginan itu ada ujungnya nggak?”

Bisa jadi ada ujungnya. Bisa jadi nggak ada. Ternyata, kita yang memilihnya.

Hidup sederhana pun adalah pilihan. Kita memutuskan untuk menyederhanakan diri.

Hidup sederhana bukan berarti hidup sengsara. Karena tiap orang pasti ingin hidupnya lebih baik. Hidup sederhana hanya cara kita memuaskan diri sendiri. Merasa puas dengan yang sedikit. Merasa puas dengan kesederhanaan.

Tapi … aksi kita harus melampaui kesederhanaan itu. Misalnya, baju kita mungkin modelnya sederhana, tapi kita rutin memberi sumbangan baju kepada yang membutuhkan. Mungkin makanan kita sederhana dan didominasi oleh makanan organik, tapi kita memenuhi kebutuhan makan orang yang kelaparan.

Sederhana itu bukan tentang diri sendiri aja.

Coba deh perhatikan orang-orang yang sudah sangat sukses. Mereka lebih sering tampil sederhana. Seperti Alm. Bob Sadino yang selalu tampak sederhana dengan pakaiannya. Meskipun gayanya sederhana, penghasilannya luar biasa. Dan beliau juga suka menyenangkan orang lain, termasuk supirnya sendiri.

Semasa hidupnya, beliau tampak puas dengan yang ada. Ia juga ingin orang lain merasakan kebahagiaan.

Terus gimana caranya menyederhanakan hidup?

Oke, setiap orang punya caranya sendiri. Tapi bagi saya ada 3 hal penting yang bisa dimulai dari sekarang:

1. Niat

Kita tahu, niat ini penting banget sebelum melakukan apa pun. Ketika kita mau mulai hidup yang sederhana, pastinya kita harus tahu, niatnya untuk apa. Kalau saya sih, niatnya ingin lebih menghargai dan bersyukur dengan yang ada. Daripada meraup segala hal. Saya lebih milih menanam manfaat dan merawat kehidupan.

2. Dahulukan fungsi sebelum gengsi

Nah, saya nggak akan menyalahkan kamu kalau lebih suka barang yang bermerek atau bergengsi, seperti gadget canggih, atau pakaian yang modis. Itu tergantung pilihan dan selera juga. Tapi, begini, tiba-tiba saya kepikiran, sebenarnya yang lebih dibutuhkan itu fungsi dari barangnya bukan kemewahannya. Selama barangnya berfungsi sesuai kebutuhan, sebenarnya itu udah cukup. Sekarang, saya mulai coba dahulukan fungsi dulu daripada gengsi dari barangnya.

3. Biasakan bersyukur

Ketika bersyukur, pikiran kita akan terpusat padanya. Itu artinya kita akan melihat hidup dari sisi yang lebih baik dan lebih bijak.

Meskipun gaya hidup kita sederhana, tapi hati kita harus kaya dan penuh keberlimpahan. Kita punya Allah yang Mahakaya. Kita yakin semua yang ada hanya milik-Nya. Kita yakin semua yang dipakai adalah titipan. Namanya titipan, ya kita harus jaga dan hargai.

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

“Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya.” — Pram

Hidup sederhana itu bisa dilakukan oleh siapa aja. Termasuk kamu. Karena kita bisa tetap bahagia meskipun hidup sederhana.

Bukankah hidup ini singkat? Dan bukankah kemegahan itu akan kita tinggalkan?

Mari nikmati hidup sewajarnya. Dan berbagi kebahagiaan sebanyak-banyaknya.

--

--

Yasier Fadilah
Yasier Fadilah

Written by Yasier Fadilah

I write about personal growth, business and productivity. You can also find me on IG @yasierfadilah. Thank you for reading.

No responses yet