Cara Menjadi Manusia Tangguh
Sebagai manusia biasa, kita bisa merasakan banyak hal ketika tertimpa musibah. Kita bisa merasa sedih, rapuh, berusaha bertahan, atau bahkan ada yang tambah kuat. Sebagian dari kita merasa rapuh ketika ditimpa musibah, apalagi musibah yang besar. Seolah-olah hidupnya hancur.
Mungkin wajar ketika kita merasa rapuh atau terpuruk. Karena manusia adalah makhluk logika dan emosi. Kadang logika bisa mengalahkan emosi. Kadang emosi juga bisa lebih kuat dari logika. Nah, ketika emosi lebih mendominasi, kita harus bisa mengendalikannya.
Ketika emosi berhasil dikendalikan, kita akan lebih positif menjalani hidup.
Ada salah seorang tokoh yang cukup menginspirasi saya. Beliau adalah bapak Handry Satriago. Kondisi fisiknya bisa dibilang nggak seperti kita yang bisa bergerak secara leluasa. Tapi pak Handry bisa jadi pemimpin yang menginspirasi, bahkan menulis buku yang penuh insight. Terutama tentang pemuda dan kepemimpinan.
Selain pak Handry, ada satu sosok yang sering disebut dalam pelajaran sejarah. Beliau adalah Jenderal Soedirman. Saya pernah baca tentang satu momen yang cukup heroik. Saat itu beliau sedang dalam keadaan sakit parah. Sementara kondisi di Indonesia masih memanas. Tapi beliau tetap berjuang mempetahankan Indonesia.
Jenderal Soedirman sempat bilang, “Yang sakit itu Soedirman. Jenderal besar tidak pernah sakit.”
Entah kenapa kata-kata itu masih menancap di ingatan saya. Kata-kata yang hanya diucapkan oleh sosok pejuang tangguh.
Kalau berkaca dari kehidupan para tokoh, ternyata banyak dari mereka yang justru terus menguat, meskipun kondisinya kurang bersahabat.
Ketika kita tertimpa musibah, kita mungkin merasakan perasaan hancur, rapuh, hilang harapan, dsb. Tetapi masih ada cara lain yang bisa dilakukan. Kita harus merubah rapuh menjadi tangguh dan bahkan lebih tangguh.
Saya coba ibaratkan perasaan dan semangat kita seperti api. Ada api yang menyala di atas lilin, ada api yang menyala di atas obor, ada pula api unggun yang menyala di atas kayu atau tumpukan suluh.
Kalau kita menyerah ketika ditimpa musibah, sama aja seperti api lilin yang langsung padam ketika ditiup. Kekuatannya belum cukup untuk menahan musibah atau masalah. Biar lebih kuat, kita harus seperti api obor.
Api obor akan tetap menyala meskipun ditiup. Kalau kita seperti obor, kita akan bisa bertahan ketika ditimpa musibah. Kita berusaha mempertahankan nyala api semangat, apa pun yang terjadi. Kita berubah menjadi tangguh. Tapi, bertahan aja belum cukup. Kita harus menjadi lebih tangguh lagi.
Biar lebih tangguh, kita harus seperti api unggun yang apinya sulit padam. Selain bertahan, nyala api unggun pun bisa membesar. Karena ada suluh yang menjalarkan api itu. Kalau kita seperti api unggun, kita bukan hanya akan bertahan ketika ditimpa musibah, tapi juga akan menguat, menjadi lebih tangguh.
Jadi, untuk menghadapi musibah, kita perlu berdamai dengan keadaan. Tapi jangan sampai semangat hidup kita padam oleh tiupan musibah. Kita harus menjadi tangguh dan lebih tangguh.
Sekarang, kamu mungkin udah mulai sadar dengan apa yang mesti dilakukan. Tapi prakteknya bisa jadi lebih sulit dari yang dibayangkan. Kita harus coba mengatasinya dengan cara yang lebih sederhana.
Cara sederhana ini mungkin bisa bantu kamu berjuang menghadapi musibah:
- Menerima kondisi dengan cara menetralkan diri. Memosisikan diri kita sebagai manusia biasa tanpa kepentingan apa pun. Maksudnya, kita berusaha mengingat kembali tujuan utama kita hidup di dunia.
- Mencari dan mempelajari hal baru yang menarik untuk dikerjakan. Ketika terkena musibah, kita cenderung terjebak di kondisi itu. Salah satu cara biar keluar dari siklus yang sama, adalah dengan memulai hal baru.
- Kerjakan sesuatu yang bernilai untuk diri sendiri dan orang lain. Karena ketika kita melakukan sesuatu untuk orang lain, kita akan makin sadar dengan keberadaan kita di dunia. Kalau kata Simon Sinek, temukan why factor dari apa yang kamu kerjakan. Kalau kita punya alasan yang kuat, kita nggak akan tergoyahkan, ketika ada tiupan musibah.
Kita memang manusia biasa yang bisa merasakan sakit, sedih, rapuh atau kecewa, ketika ditimpa musibah dan masalah. Tapi kita juga makhluk yang kuat, yang bisa menjadi lebih tangguh kalau kita mau. Jangan sampai semangat dan tujuan hidup kamu padam. Teruslah nyalakan semangat dan biarkan ia terus membesar. Kalau memang susah, coba terima dulu kondisi itu. Lalu cari hal baru yang bisa mengubah hidupmu. Dan temukan alasan yang kuat ketika melakukan sesuatu.
Jadilah lebih tangguh dari sebelumnya. Tetap semangat.