Cara Mengatasi Keraguan
Apakah kamu pernah merasa ragu?
Ada hal yang nggak sempat kita lakukan, karena ragu. Ada hal yang nggak sempat kita wujudkan, karena ragu. Atau ada hal yang nggak sempat kita sampaikan, karena ragu.
Saya pikir keraguan ini seperti tembok penghalang, yang menghadang langkah kita. Di satu sisi kita yakin bisa menaklukannya. Tapi, di sisi lain, rasanya seperti susah dilewati.
Biasanya, keraguan ini muncul dari pertanyaan dalam hati, “Sebenarnya saya bisa atau nggak ya?”
Tiap orang mungkin pernah merasa ragu, minimal sekali dalam hidupnya. Saya pun pernah merasa ragu. Salah satunya ketika saya memutuskan untuk membuat podcast kawan dekat. Podcast ini berawal dari keresahan saya tentang perjuangan anak muda. Kadang ada yang bisa patah arang di tengah jalan. Dan podcast ini berusaha menjadi kawan atau pendukung dengan memberikan edukasi pengembangan diri, healing dan penyadaran.
Tadinya saya ragu membuat podcast itu, karena seperti ada penghalang gitu. Saya coba tarik-ulur tarik-ulur, sampai akhirnya saya mantap buat melakukannya.
Ada yang bilang, “Done is better than perfect.”
Saya coba menuntaskan apa yang sudah diniatkan jauh-jauh hari. Tanpa terlalu memikirkan apakah hasilnya sempurna atau nggak. Karena saya cuma ingin menjadi kawan dekat dari para pendengar podcast.
Kadang keraguan itu datang ketika kita berpikir terlalu besar. Sebenarnya berpikir besar itu baik, tapi juga harus dibarengi dengan tindakan yang realistis. Saya sendiri memulai podcast ini dengan langkah bayi atau langkah yang sangat kecil.
Keraguan muncul tanpa diundang. Tapi kalau misalkan terus menerus menuruti keraguan, kita malah nggak akan melakukan sesuatu, kita nggak akan berkembang.
Lalu, gimana caranya mengatasi keraguan ini?
Tiap orang pasti punya caranya sendiri untuk mengatasi keraguan. Sebagai cara altenatif, kamu bisa coba terapin apa yang saya lakukan. Ada dua cara sederhana yang saya lakukan.
Cara pertama adalah dengan menjawab pertanyaan tadi, “Apakah saya bisa atau nggak ya?”
Jawablah dengan yakin kalau kamu pasti bisa. Karena, jawaban yang meyakinkan bisa bikin kamu pede buat melangkah. Seenggaknya kamu udah berani mendobrak tembok penghalang itu.
Cara kedua, lakukan saja apa yang sudah direncanakan, dan lihat hasilnya belakangan. Anggap aja kamu membuat prototype dari karya atau produk. Prototype ini bisa jadi produk percobaan. Karena kita bisa melakukan perbaikan demi perbaikan kedepannya, sampai prototype itu menjadi bentuk yang lebih baik.
Itu dua hal sederhana yang bisa kamu terapkan ketika menghadapi keraguan.
Kadang kita harus ‘bertaruh’ untuk mengalahkan keraguan. Bertaruh untuk mendapatkan feedback atau pelajaran. Seorang desainer pemula harus bertaruh dengan menjual karya desainnya. Seorang stand-up comedian pemula harus bertaruh dengan melakukan open mic di panggung berkali-kali. Atau seorang pembalap pemula harus bertaruh dengan mengikuti kejuaraan-kejuaraan, dsb.
Siapa pun bisa menemui keraguan. Tapi kita bisa mengatasinya dengan meyakinkan diri dan melakukan tindakan kecil yang realistis. Dan yang penting nikmati juga prosesnya, sampai keraguan itu hilang dengan sendirinya.
“Orang yang ingin cepat menikmati hasil tanpa memperdulikan proses cenderung kehilangan arah, sebab dia selalu dipermainkan keraguan.” — Aa Gym