Bisnis Modal Kecil? Bisa kok.
Ada beberapa masalah yang sering ditemui ketika orang mau mulai berjualan. Salah satu masalahnya adalah di modal. Iya. Modal selalu menjadi topik yang dipermasalahkan oleh orang yang mau mulai bisnis, terutama pebisnis pemula.
Saya sempat merasakan masalah ini. Nggak tahu kenapa yang ada di benak saya waktu itu, sesederhana apapun bisnisnya, modalnya selalu gede. Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, modal itu nggak harus gede, asalkan kita mau memulai dari skala kecil dulu.
Ibaratnya, sebelum jualan di Mall, kita bisa jualan dari pasar ke pasar dulu.
Meskipun, nggak semua orang mau menjalani proses kecil ini. Tapi ini bisa bantu kita buat belajar dari yang kecil. Dan kalau tekun, kita bisa kumpulin keuntungan buat dijadikan modal yang lebih besar.
Seperti kisah mbak Nunik, dikutip dari wartaekonomi.co.id, yang berhasil meraup untung jutaan dengan berjualan bakso tahu. Modal awalnya cuma seratus ribu rupiah. Karena ia terus berusaha, akhirnya bisnisnya pun terus membesar.
Nah, sebelum memulai dengan modal yang besar, kita bisa memulai dari modal seminim mungkin. Syaratnya, kita mesti jeli dengan perhitungan keuangannya.
Kita harus nentuin dulu produk yang mau dijualnya. Pastinya produk yang bisa diproduksi dengan modal minim. Kita bisa memilih produk antara yang sesuai passion, atau sesuai trend pasar.
Misalnya, kamu mau jualan nasi dalam cup atau rice bowl. Contoh penampakannya seperti ini:
Kalau udah tahu produknya, misalnya rice bowl ayam krispi, berarti tinggal mikirin hal-hal yang dibutuhkan, dari mulai bahan baku utama sampai bumbu dan sambalnya.
Coba kita bikin kalkulasi sederhana aja yaa. Berikut ini perhitungan kasar untuk 25 porsi rice bowl ayam krispi. Untuk bahan sambalnya bisa dipakai beberapa kali, karena dipakainya sedikit-sedikit.
Bahan baku:
25 kemasan cup = Rp. 35.000,00
1 kg beras = Rp. 12.000,00
1/2 kg ayam filet bersih = Rp. 25.000,00
800 gram tepung kripsi = Rp. 18.000,00
Bahan sambal:
1 kg siung bawah putih = Rp. 25.000,00
1 kg cabai merah = Rp. 23.ooo,00
1 kg cabai rawit = Rp. 31.000,00
1 kg gula = Rp. 13.000,00
1/2 kg garam = Rp. 5.000,00
1 kg minyak goreng = Rp. 15.000,00
Total modal awalnya = Rp. 202.000,00
Selama memasarkan produknya, kita mungkin mengeluarkan uang buat bensin, kuota atau parkir. Ini juga harus masuk ke perhitungan ya, karena tetap berpengaruh ke hasilnya. Tanpa ini, mungkin proses promosi dan distribusinya bisa terhambat.
Sekarang kita coba tentukan harga jualnya. Menentukan harga jual ini bebas-bebas aja. Bisa murah dan bisa mahal. Tapi, dengan catatan harganya masih sesuai dengan harga pasar. Kalau misalkan harga pasar rice bowl di sekitaran tempat kita, untuk satu porsi itu 10 ribu, maka kita bisa menjualnya sekitaran harga itu. Mungkin bisa dengan harga 15 ribu atau 20 ribu. Kayanya itu masih wajar.
Boleh mahal, tapi jangan sampai terlalu jauh dari harga pasar.
Nah, kalau produknya udah mulai laku, kita pasti akan dapat omzet. Omzet ini adalah keseluruhan pemasukan yang kita dapatkan dari penjualan. Omzet ini bukan keuntungan murni. Keuntungan murni kita adalah profit.
Profit ini adalah keuntungan murni yang kita dapatkan. Kita bisa menambah modal dengan memanfaatkan profit ini. Misalnya, modal pembuatan 1 porsi adalah 7 ribu. Kita menjualnya 20 ribu. Berarti ada profit 13 ribu per porsi.
Omzet yang didapatkan dari menjual 25 porsi adalah 20 ribu x 25 = 500 ribu. Omzetnya Rp. 500.000,00.
Dan profitnya 13 ribu x 25 = 150 ribu. Profitnya Rp. 325.000,00.
Keuntungan profit Rp. 325.000,00 itu, kita putar buat dijadikan modal tambahan. Yang tadinya cuma produksi 25 porsi, mungkin bisa ditambah jadi 50 porsi, dan sebagian profitnya disimpan.
Jadi, sebenarnya memulai usaha dengan modal minimal dan hasil maksimal itu mungkin. Selagi produk itu bisa diproduksi dengan biaya yang rendah dulu. Kita bisa memulai dari yang kecil dulu, sampai akhirnya tumbuh membesar dan maksimal.
Semoga membantu yaa. Selamat mencoba!