Berdamai dengan Waktu
Hari ini, saat saya menulis ini, masih terasa aroma hari kemerdekaan Indonesia. Yaa, meskipun dengan kondisi yang berbeda. Dengan mulut dan hidung yang masih tertutup. Tapi kemerdekaan harus tetap hidup. Napasnya harus mengalir bebas ke paru-paru kehidupan kita.
Waktu memang ngga bisa kita pegang. Atau kita atur maju, mundur, dipercepat, diperlambat. Kalau bisa, mungkin para pahlawan ingin lebih cepat merdeka. Luar biasanya, mereka berdamai dengan waktu sambil berjuang menuntaskan perjuangan. Cuma itu caranya.
Berdamai dengan waktu?
Ya. Kita bisa berdamai dengan waktu, dengan melakukan hal yang terbaik. Dengan memilih mana yang terbaik. Yang memberi manfaat lebih ke diri kita. Misalnya dari mulai memilih buku bacaan, pergaulan, makanan, gaya hidup, dsb.
Sebenarnya saya belum termasuk orang yang benar-benar memanfaatkan waktu dengan baik. Tiap hari saya selalu melihat jam dan bertanya, “Hal baik apa yang bisa saya lakukan hari ini? Apakah saya cukup produktif?”
Makanya, dengan waktu yang ada sekarang ini. Saya berusaha memilih mana hal yang benar-benar penting. Mana yang harus dituntaskan segera. Sehingga saya ngga akan menyesal nantinya. Karena penyesalan selalu datang belakangan ya. Seperti menunda sesuatu. Sesuatu yang ditunda, biasanya adalah yang memang penting dan berpengaruh ke hidup kita.
Sedikit-sedikit saya mulai mengurangi penundaan. Karena penundaan membuat saya lebih banyak membuang waktu. Penundaan juga memperlambat saya menuju tujuan mulia, menuju cita-cita.
“Ketika kau melakukan usaha mendekati cita-citamu, di waktu bersamaan cita-citamu juga sedang mendekatimu. Alam semesta bekerja seperti itu.” — Fiersa Besari
Gimana caranya biar kita ngga kehilangan waktu?
Salah satunya bisa dengan mencari tahu mana yang penting buat hidup kita. Mana yang harus dituntaskan segera. Seperti pahlawan yang ingin menuntaskan perjuangan mereka. Hal penting yang mereka perjuangkan saat itu adalah satu: merdeka.
Kira-kira apa yang penting di hidupmu saat ini? Dalam hal pekerjaan? Hubungan? Finansial? Kesehatan?
Kita harus berusaha merdeka di berbagai bidang kehidupan.
Kamu bisa menggunakan prinsip pareto 80/20. Dengan usaha 20% bisa memberi hasil 80%. Usaha pada hal yang penting atau hal yang mendekatkanmu pada tujuan, yang porsinya 20%.
Karena meluangkan waktu pada banyak hal, secara acak, belum tentu memberi hasil yang optimal. Kecuali waktu kita lebih banyak digunakan pada hal yang membawa kita pada tujuan utama.
Contoh sederhananya, kalau kamu seorang pelajar, kamu bisa memfokuskan usaha dengan belajar pada aktifitas yang penting sesuai mata pelajarannya, seperti latihan soal untuk pelajaran matematika dan fisika, atau menambah hapalan dan kosakata untuk pelajaran sejarah dan bahasa.
Menurut saya, matematika itu bukan menuntut hapalan, meskipun ada rumus-rumus yang harus dihapalkan. Saat jaman sekolah, saya sempat terjebak dengan paradigma itu. Menganggap matematika sulit karena terlalu banyak rumus. Padahal, rumus itu bisa menjadi mudah dipahami dengan diterapkan atau dilatih terus menerus. Bagi saya, aktifitas 20% nya adalah pada latihan soal.
Nah, dengan tahu aktifitas apa yang relevan dan mendekatkan kita pada tujuan, kita pun akan bisa menggunakan waktu dengan lebih efektif dan efisien. Dengan melakukan usaha yang 20% untuk untuk hasil 80%.
Lama kelamaan kita akan lebih merdeka menggunakan waktu. Lebih sedikit waktu yang terbuang. Lebih banyak waktu yang dimanfaatkan untuk hal positif dan produktif.
Last but not least, kita bisa kehilangan waktu dan menyesal. Atau kita bisa memanfaatkan waktu dengan berjuang dan bersyukur. Itu adalah pilihan.
Tetap semangat, kawan.