Bekerja Seperti Perajin

Mencari pekerjaan yang kita cintai

Yasier Fadilah
3 min readJan 16, 2021
Photo by Eddy Klaus on Unsplash

Kadang, kita bisa bosan dengan apa yang dilakukan. Merasa bosan dengan rutinitas harian, merasa bosan dengan keadaan yang belum membaik, atau merasa bosan dengan pekerjaan. Kebosanan ini malah bikin kita tambah gak nyaman dengan apa yang dilakukan. Yang akhirnya bisa bikin kita terpaksa melakukannya.

Saya mau cerita sedikit. Kaitannya dengan pekerjaan. Jadi, dulu saya sempat kebingungan dengan pilihan pekerjaan. Bingung tentang apa pekerjaan yang bisa saya cintai. Karena saya selalu berusaha mencari pekerjaan yang bermakna. Saya selalu mengharapkan kerjaan yang bikin saya terus berkembang. Saya nggak ingin terpaksa melakukan sesuatu.

Ternyata proses menemukannya nggak mudah. Saya coba-coba banyak hal. Kenalan dengan berbagai hal baru yang menarik buat dikerjakan. Berharap bisa menemukan apa yang saya cintai. Waktu itu saya terlalu fokus sama yang namanya passion.

Suatu hari saya sempat baca tulisan Cal Newport tentang pola pikir perajin. Tulisannya ngasih saya persepektif baru tentang passion. Menurutnya, kalau pola pikir passion itu terlalu berfokus pada apa yang dunia bisa berikan kepada kita. Seharusnya kita berfokus pada apa yang bisa kita berikan kepada dunia.

Dengan menerapkan pola pikir perajin, kita berusaha membuat sesuatu yang bermanfaat dan berdampak untuk dunia yang lebih baik.

Pola Pikir Perajin

Saya coba perjelas lagi tentang pola pikir perajin atau craftsman mindset ini. Pola pikir perajin adalah cara kita berpikir seperti seorang perajin yang membuat sesuatu. Seorang perajin, biasanya, akan membuat karya kerajinan yang dianggapnya sebagai masterpiece. Dia mencurahkan hati pada pekerjaanya.

Pola pikir perajin ini, mengajak kita untuk berfokus pada skill yang terasah. Sampai akhirnya kita bisa mencintai apa yang dilakukan. Menurut Cal Newport, kita bisa menemukan pekerjaan yang sesuai passion, kalau kita bisa menguasai skill dulu.

Nah, saya juga sempat baca tentang seorang tukang kayu yang menerapkan pola pikir perajin. Dia selalu melayani klien dengan ramah dan bersahabat. Dan ia menganggap setiap furnitur yang dibuatnya adalah masterpiece. Ia nggak ingin sembarangan membuatnya. Ia buat dengan baik, dan menggunakan bahan-bahan terbaik. Ia benar-benar mencintai pekerjaannya.

Tiga hal yang saya pelajari darinya adalah: mencintai, melayani dan peduli.

Dengan menerapkan pola pikir perajin, kita diajak untuk bisa melatih skill sesuai bidang pekerjaan yang kita geluti dengan baik, sampai akhirnya menjadi ahli. Karena yang kita hasilkan nantinya adalah sesuatu yang terbaik, atau masterpiece. Ketika kita mulai menguasai skill itu, kita mulai bisa mencintai apa yang dikerjakan, melayani orang dengan baik dan peduli dengannya.

Dalam konteks tukang kayu ini. Dia mencintai pekerjaanya, melayani klien dengan baik seperti sahabatnya sendiri, dan dia peduli dengan kliennya. Ia berharap furnitur buatannya bisa berdampak positif ke kehidupan kliennya.

Menerapkan pola pikir perajin

Pola pikir perajin juga berlalu di pekerjaan lainnya. Ini bisa diterapkan di berbagai pekerjaan.

Kalau kamu bekerja sebagai perawat, kamu bisa membuat masterpiece dalam hal pelayanan yang terbaik. Kalau kamu bekerja sebagai pegawai kantor, kamu bisa membuat masterpiece dari pekerjaan yang diselesaikan dengan baik. Kalau kamu bekerja sebagai tukang potong rambut, berarti masterpiece kamu adalah hasil cukuran yang bagus dan pelayanan yang baik.

Apalagi kalau kamu bekerja sebagai desainer, seniman, arsitek atau penulis yang kerjaannya menghasilkan sesuatu, pola pikir perajin ini cocok banget diterapkan. Karena kamu akan terus membuat karya yang berdampak.

Intinya, menerapkan pola pikir perajin berarti melakukan pekerjaan dengan baik, bahkan memberi nilai lebih pada pekerjaannya.

Ternyata untuk menemukan pekerjaan yang kita cintai, kita harus mencoba berbagai hal dulu. Melatih skill yang sesuai dengan pekerjaan kita, sampai akhirnya kita bisa menghasilkan masterpiece.

Saat itulah kita menemukan pekerjaan yang kita cintai. Pekerjaan yang nggak pernah bikin kita bosan.

--

--

Yasier Fadilah
Yasier Fadilah

Written by Yasier Fadilah

I write about personal growth, business and productivity. You can also find me on IG @yasierfadilah. Thank you for reading.

No responses yet