Antara Visi dan Mimpi

Yasier Fadilah
3 min readJun 5, 2021

--

Photo by Leohoho on Unsplash

Ada satu kutipan dari Andrea Hirata yang cukup menarik. Katanya,

“Bermimpilah dalam hidup, bukan hidup dalam mimpi.”

Kita bisa punya visi dan mimpi. Karena kebanyakan dari kita menginginkan perubahan dalam hidup. Perubahan ke arah yang lebih baik. Visi dan mimpi adalah kompas kita ke arah perubahan itu.

Tapi, apakah kamu tahu perbedaan visi dan mimpi?

Karena kedua hal ini tampak serupa, tapi tak sama.

Oke. Sebelum ke sana saya mau cerita dulu.

Dari SD sampai SMA saya nggak terlalu memikirkan masa depan. Bahkan saya belum familiar dengan visi dan mimpi. Waktu itu saya cuma tau visi. Itu pun saat ada pemilihan ketua osis dan pemilihan presiden. Yang saya tangkap waktu itu, visi adalah serangkaian janji yang dilontarkan oleh calon yang akan dipilih. Jadi yang saya tahu waktu itu: visi sama dengan janji.

Setelah itu saya coba memahami makna visi. Ternyata visi itu bukan janji. Visi malah seperti harapan atau kondisi di masa depan yang akan diwujudkan. Yang artinya mungkin terwujud dan mungkin nggak terwujud.

Saya juga sempat baca-baca buku pengembangan diri. Dan saya juga menemukan kalau visi itu bukan cuma dibuat oleh calon osis atau calon presiden. Tapi setiap orang bisa punya visi dalam hidupnya. Karena tiap orang bebas punya harapan yang lebih baik buat hidupnya, kan?

Lalu, saya mulai tau tentang mimpi itu sejak kuliah. Saat masa kuliah itu saya dapat banyak pelajaran tentang mimpi. Karena ada salah seorang teman yang selalu punya mimpi dalam hidupnya. Ia punya mimpi untuk kuliah di luar negeri. Ia sering sekali membahas tentang topik ini, sampai jadi obrolan sehari-hari.

Yang saya tangkap waktu itu kalau mimpi adalah cita-cita besar yang jelas, tapi kadang abstrak dan belum tentu terukur, kecuali ada perencanaan yang detail.

Teman saya wkatu itu punya mimpi ke luar negeri, tapi ia belum tau gimana cara mewujudkannya. Ia baru bisa membayangkan. Ia belum punya biaya yang cukup dan belum punya akses ke lembaga atau pihak yang bisa membantunya pergi ke sana.

Dari situ saya pun belajar untuk membuat visi dan mimpi. Karena saya ingin masa depan yang lebih baik.

Ngomong-ngomong, saya langsung kepikiran tentang visi dan mimpi untuk membangun sekolah. Sekolah yang benar-benar mendidik murid sesuai kelebihannya masing-masing. Karena banyak dari kawan-kawan di luar sana yang nggak tau mau kerja di mana, nggak tau mau kerja apa, padahal udah sekolah lama-lama. Dan saya sendiri juga sempat kebingungan memilih bidang pekerjaan.

Menurut pendapat saya, sebaiknya setiap murid itu nggak hanya dibekali pengetahuan, tapi juga keterampilan kerja. Karena pada akhirnya, mau gak mau kita harus kerja.

Nah, tujuan saya membangun sekolah itu adalah mendidik siswa tentang pengetahuan dan keterampilan yang akan dipakai setelah lulus. Sehingga, ketika lulus mereka nggak akan kebingungan lagi.

Saya juga terinspirasi mendirikan sekolah dari kutipan Ki Hadjar Dewantara yang katanya,

“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.”

Balik lagi ke pambahasan tentang visi.

Mungkin kamu mulai tertarik mewujudkan visi dan mimpi. Ya, pastinya kita harus buat perencanaan, atau rencana aksi. Buatlah rencana yang spesifik dan terukur.

Misalnya, daripada berencana menjadi atlet terbaik, buatlah rencana yang lebih spesifik seperti menjadi juara 1 di setiap pertandingan dari tahun 2021–2025.

Meskipun kita punya visi jangka panjang 5 tahun sampai 20 tahun ke depan. Lebih baik kita fokus ke visi per-satu tahun. Biar lebih mudah mencapainya.

Coba bayangkan satu tahun dari sekarang. Kira-kira apa aja yang akan kamu lakukan? Apa aja yang akan kamu capai? Dimana kamu berada? Dengan siapa kamu berkumpul?

Photo by Ümit Yıldırım on Unsplash

Memiliki visi dan mimpi itu memang pilihan. Kita punya kebebasan memilihnya. Tapi, saran saya sih, jangan takut memiliki visi dan mimpi yang besar, karena itu akan menuntun kamu menuju kehidupan yang lebih baik. Minimal 10 % lebih baik, atau syukur kalau bisa lebih dari itu.

Tentukanlah visi dan mimpi kamu. Lalu buatlah rencana aksi yang detail dan terukur. Selebihnya tinggal evaluasi dan perbaiki.

Siap mewujudkan visi dan mimpi?

--

--

Yasier Fadilah
Yasier Fadilah

Written by Yasier Fadilah

I write about personal growth, business and productivity. You can also find me on IG @yasierfadilah. Thank you for reading.

No responses yet